Seorang karyawan bisa merasa jenuh dengan pekerjaannya yang ia merasa pekerjaanya hanya begitu-begitu saja. Oleh karena itu, banyak yang punya keinginan berganti posisi kerja yang biasa disebut career transfer.
Namun, career transfer ini bukan hanya berganti pada posisi pekerjaan saja, tetapi juga berpindah secara posisi pekerjaan dan jenjang karier.
Misalnya, ada seorang karyawan yang sudah 3 tahun bekerja sebagai software program engineer. Karena merasa jenuh, ia memutuskan untuk “banting setir” dan mencari lowongan di bidang karier virtual advertising and marketing.
Uniknya, perpindahan ini menjadi semakin sering terjadi saat pandemi. Survei EdX menemukan bahwa 32% pekerja berusia 22 hingga 44 tahun sedang berpikir untuk profession switch dan 29% sudah melakukannya.
Selaras dengan penemuan ini, The Washington Post melansir bahwa 1 dari three pekerja di Amerika berumur 40 tahun ke bawah ingin berganti karier sejak awal mulanya pandemi.
Mungkin kamu juga adalah salah satu orang yang ingin “banting setir” dan bekerja di bidang yang berbeda dengan pekerjaanmu kini.
Jika benar seperti itu, sebaiknya kamu pelajari serba-serbi tentang profession transfer dan hal-hal yang harus kamu siapkan sebelum melakukannya.
Oleh karena itu, yuk, cermati pembahasan Glints tentang profession transfer di bawah ini!
Apa Itu Career Switch?
Menurut Indeed, career switch adalah aksi seseorang untuk mengejar posisi pekerjaan yang tidak berhubungan dengan lingkup karier posisi saat ini.
Namun, career switch tidak berarti seseorang harus berpindah pada perusahaan saat ini. Bisa saja seorang karyawan ingin berpindah dari divisinya saat ini ke divisi lain di perusahaan yang sama.
Misalnya, ada karyawan dari divisi advertising and marketing ingin berganti karier ke posisi human sources di perusahaan yang sama.
Perubahan seperti ini mungkin bisa menyebabkan penurunan posisi bahkan gaji karena seseorang harus ulang mempelajari sistem kerja dan talent baru untuk bisa efektif bekerja.
Meski begitu, menurut CareerFoundry, hal ini bisa dicegah dengan mengambil kursus-kursus on line atau bersekolah kembali.
Penyebab Career Switch
Menurut Flexjob, profession transfer terjadi karena berbagai alasan seperti merasa jenuh. Namun, ada 5 alasan utama yang menyebabkan seseorang ingin mengubah kariernya.
1. Gaji yang tidak sesuai
Setelah lelah bekerja dan memberikan waktu untuk perusahaan, kamu tentu menginginkan upah yang setimpal.
Menurut hasil survei EdX kembali, 39% pekerja ingin dan sudah melakukan career switch karena adanya kenaikan gaji.
Saat ini, industri yang sering dijadikan sasaran profession switch adalah industri teknologi.
Industri ini biasanya menawarkan banyak kesempatan bekerja di posisi seperti IT dan digital advertising yang gajinya relatif tinggi.
2. Kepuasan saat bekerja
Kepuasan kerja juga menjadi salah alasan kuat mengapa ada banyak merasa ingin bertukar karier dan posisi kerja.
Kepuasan kerja tentu diidamkan karyawan yang sudah lama berdedikasi dan bekerja keras. Mereka ingin merasa bisa mendapat apresiasi yang setimpal seperti mendapat promosi jabatan.
Namun, jika sudah menunggu lama dan tidak ada perubahan apa pun, mereka mungkin merasa tidak diapresiasi. Lalu, mereka bisa memutuskan untuk pindah ke perusahaan lain yang bisa memberi kesempatan lebih besar.
Three. Tidak cocok dengan budaya perusahaan
Selain kedua hal di atas, adanya perasaan tidak cocok dengan sistem dan budaya perusahaan juga menjadi alasan utama terjadinya career switch.
Masalah internal yang biasanya dipermasalahkan karyawan adalah lingkungan kerja dan sistem kepemimpinan yang poisonous.
Contoh perilaku yang poisonous itu seperti ada teman kerja yang suka menganggumu saat kerja dan juga pemimpin yang terlalu micromanaging.
Jika harus menghadapi pada situasi seperti ini, kamu pasti tidak akan betah saat bekerja, bukan?
four. Fleksibilitas saat bekerja
Dilansir U.S. Chamber, di kala pandemi, banyak perusahaan mulai yang mengadopsi budaya earn a living from home yang membuat waktu kerja terasa fleksibel.
Hingga saat ini, sistem seperti ini digemari karena pekerja bisa lebih fleksibel dalam menyeimbangkan waktu kerja dan kehidupan pribadinya.
Oleh karena itu, tidak sedikit pekerja yang ingin berpindah karier karena merasa ada posisi atau karier lain bisa menawarkan work-lifestyles stability yang lebih baik.
Five. Perubahan pandangan dan tujuan hidup
Seiring bertambahnya usia, kita akan semakin peka dengan hal-hal di sekitar kita dan lebih mengenal diri lebih dalam lagi.
Begitu pula dengan karyawan yang sudah lama bekerja di bidang yang sama. Ada kemungkinan pandangannya tentang karier saat ini dan tujuan hidup berubah.
Jika sudah merasa karier tidak selaras dengan tujuan hidup saat ini, salah satu pilihan adalah berganti karier yang terasa lebih cocok.
Kelebihan dan Kekurangan Career Switch
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan yang harus kamu perhatikan sebelum melakukan profession transfer.
Kelebihan dan kekurangan career switch
1. Mempelajari ability baru
Career transfer bisa memberikan hal yang baik seperti mempelajari talent-talent baru yang mungkin tidak pernah digunakan sebelumnya dan meningkatkan talent yang sudah ada.
Menurut Moneylogue, ability yang tentu kamu gunakan saat berganti karier dan dan akan berkembang adalah talent adaptability, komunikasi, dan manajemen.
Jika kamu bisa memiliki ability-talent ini, tentu akan memiliki nilai lebih saat melamar kerja di bidang yang mungkin berbeda dengan latar belakangmu.
2. Memperluas pengetahuan
Selain mendapat skill, kamu juga akan memperluas pengetahuan yang lebih luas karena akan mempelajari hal-hal baru di lingkungan yang baru.
Mengetahui lebih dari satu bidang tentu akan bermanfaat untuk perkembangan pribadi sebagai profesional dan mungkin berguna untuk pekerjaan yang diinginkan ke depannya.
3. Menambah koneksi profesional
Ketika melakukan career transfer, kamu akan bertemu dengan orang baru sehingga network-mu akan semakin luas.
Networking adalah hal yang cukup penting karena dapat menunjang perjalanan kariermu dan juga membuka peluang karier yang lebih besar.
Four. Kompetisi saat melamar
Saat berganti karier, kamu berarti akan mulai mencari lowongan pekerjaan lagi dan akan bersaing untuk mendapatkan pekerjaan.
Walau sudah punya pengalaman kerja sebelumnya, lamaranmu mungkin tidak diprioritaskan rekruter jika kamu memiliki latar belakang yang terlalu berbeda.
Namun, ada beberapa cara untuk membuatmu lebih unggul saat melamar kerja. Salah satunya adalah menyoroti transferable talent pada CV atau cowl letter-mu.
5. Mengulang karier dari awal
Setelah bertahun-tahun berdedikasi di satu karier, kamu mungkin sudah mendapat pengalaman dan hubungan yang kuat dengan rekan kerja.
Namun, saat profession switch ke perusahaan lain di bidang yang lain, kamu mungkin perlu meninggalkan semua itu.
Selain itu, saat berganti karier, tidak jarang kamu akan mulai pada posisi pekerjaan yang lebih rendah dari sebelumnya.
Namun, di saat ini kamu gunakan transferable talent-mu dan membuktikan bahwa kamu bisa bekerja secara efektif.
6. Stres memulai pekerjaan baru
Jika mengulang karier dari awal, kamu harus mempelajari lagi sistem dan cara bekerja dari awal dalam.
Mempelajari hal yang baru dalam waktu yang cukup singkat tentu tidak mudah dan bisa menyebabkan stres.
Jika ada terlalu banyak hal yang harus dipelajari, kamu mungkin akan merasa kewalahan dan menjadi semakin stres.
Oleh karena itu, pastikan kamu sudah menyiapkan intellectual dan fisik untuk mengatasi stres ini.
Hal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Career Switch
Apa kamu sudah memutuskan untuk profession switch? Jika iya, Glints akan membagikan beberapa hal yang harus kamu siapkan sebelum melakukannya.
Yuk, simak penjelasannya di bawah dan catat jika perlu.
1. Lakukan refleksi diri
Jika tekadmu sudah bulat untuk berganti karier dan memulai hal baru, langkah pertama yang harus ditempuh adalah melakukan refleksi diri.
Refleksi diri di sini berarti mengevaluasi dirimu sendiri dari berbagai aspek. Salah satunya adalah menilik kembali skill dan pengalaman yang dimiliki saat ini.
Terakhir, refleksikan juga apakah pekerjaan saat ini akan menunjang tujuan kariermu. Jika tidak, coba pikirkan jenis dan sistem pekerjaan apa yang sebenarnya kamu inginkan.
Dengan melakukan refleksi diri ini, kamu akan temukan kamu memang perlu melakukan career switch dan tidak asal berpindah karier karena alasan yang dangkal.
2. Mencari peluang kerja
Jika sudah menemukan alasan yang kuat untuk berpindah karier, hal berikut yang perlu dilakukan adalah mencari peluang kerja yang bisa menunjang tujuan kariermu.
Hal yang perlu dipastikan adalah apakah talent dan pengalamanmu bisa digunakan untuk melamar pekerjaan yang kamu diminati.
Cara gampang yang bisa kamu lakukan adalah mencari transferable capabilities yang kamu miliki dan membandingkannya dengan pekerjaan yang ingin kamu lamar.
3. Susun rencana career switch
Langkah terakhir ini bisa kamu lakukan setelah kedua hal sebelumnya sudah kamu kerjakan.
Agar persiapan profession transfer-mu dapat dilakukan dengan mulus, kamu bisa tulis tahap-tahap yang harus dilalui dan dilakukan dalam sebuah movement plan.
Salah satu hal yang bisa kamu sertakan dalam rencana ini adalah tahap persiapan dokumen lamaran seperti CV, cowl letter, dan portofolio.
Mungkin kamu juga perlu mengikuti pelatihan atau kursus on line untuk belajar skill baru. Kamu juga bisa catat kapan kamu harus melakukan hal ini.
Demikian ulasan Glints mengenai profession switch dan hal-hal yang harus kamu ketahui sebelum melakukannya.
Apakah kamu sendiri ingin melakukan profession switch? Atau masih terjebak dalam dilema antara mau tau tidak?
Merasa bingung saat menghadapi pilihan sulit seperti berganti karier itu wajar.
Namun, kamu tidak terjebak dalam dilema tersebut. Kali ini, Glints juga memberikan checklist pertimbangan apakah kamu bisa coba melakukan profession transfer atau tidak.
Dengan begitu, kamu bisa lebih tahu apakah kamu memang sudah yakin dan siap untuk melakukan pergantian karier.